Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai
modal dasar, sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang
tidak merusak. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan
secara ekoefisiensi.
Ekoefisien berasal dari kata “ekosistem” dan
“efisien” artinya pengelolaan sumber daya alam yang tidak merusak atau
mengganggu keseimbangan ekosistem dilakukan secara efisien serta
mempertimbangkan kelestarian sumber daya alam tersebut.
Kehidupan manusia secara individu, bahkan sampai
tingkat pembangunan di suatu daerah atau yang lebih tinggi, di tingkat negara
misalnya, hampir selalu didasarkan pada pemanfaatan sumber daya alam. Namun
seringkali pengelolaan sumber daya alam pada tingkat eksploitasi yang tidak
ramah terhadap lingkungan (ekologi). Bahkan demi kelangsungan proses
pembangunan ekonom. Dalam konteks efisiensi diperlukan adanya perencanaan
pembangunan, pengelolaan dan penyelamatan sumber daya alam yang dilakukan
dengan cermat.
Perhitungan hubungan-hubungan ekologis perlu
dilakukan untuk mengurangi akibat-akibat yang merugikan, baik bagi kelangsungan
pembangunan maupun kelangsungan ekosistem. Itulah gambaran prinsip efisiensi
dalam pengelolaan sumber daya alam. Sebelum menerapkan bagaimana ekoefisiensi
yang tepat, diperlukan pemahaman mengenai jenis, kondisi dan nilai setiap
sumber daya alam.
Bagaimanapun sumber daya alam mempunyai
karakteristik khusus terutama dalam hubungannya dengan ekosistem dan
pembangunan. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui harus diusahakan
keseimbangannya dengan pengelolaan berbasis prinsip ekoefisiensi.
Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan
sumber daya alam berdasarkan pemilihan pemilihan tersebut dilaksanakan atas
dasar :
1. Efisiensi dan efektifitas penggunaan yang optimal dalam batas-batas
kelestarian sumber daya alam.
2. Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang berkaitan
dalam suatu ekosistem.
3. Memberikan kemungkinan untuk mempunyai pilihan penggunaan di masa depan,
sehingga perombakan ekosistem tidak dilakukan secara drastis.
Dikarenakan Indonesia masih merupakan negara berkembang, Indonesia masih
mengalami berbagai macam hambatan-hambatan dalam proses pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam Indonesia yang masih kurang. Berikut ini
hambatan-hambatan umum yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam yaitu :
1. Kurangnya tenaga ahli dalam bidang sumber daya alam.
2. Mahalnya sarana prasarana untuk pengelolaan sumber daya alam.
3. Kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan.
4. Transportasi ke daerah sumber daya alam tersebut mengingat Indonesia
merupakan negara kepulauan.
5. Sumber daya manusia yang belum memenuhi klasifikasi.
Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip
ekoefisiensi terbagi dalam beberapa hal yaitu :
1. Kebutuhan manusia dan kualitas lingkungan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia tidak lepas dari
keterkaitan dengan lingkungan dan sumber daya yang terkandung di dalamnya.
Manusia secara umum ingin memenuhi kebutuhan, bahkan sampai pada tingkat
pemenuhan kebutuhan yang paling tinggi. Hal ini didukung oleh daya dukung
lingkungan yang memadai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup yaitu :
a) Jenis dan jumlah unsur lingkungan hidup.
b) Interaksi antar unsur lingkungan hidup
c) Pola perilaku dari kondisi lingkungan hidup
d) Faktor nonformal, misalnya suhu, iklim dan cuaca.
Berbagai kekayaan sumber daya alam yang terdapat di Indonesia mendorong
masyarakatnya untuk dapat menggunakan sebanyak-banyaknya. Hal ini sangatlah
wajar karena manusia selalu merasa tidak cukup atas kebutuhan hidupnya,
sehingga manusia melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam tersebut. Agar
kelestarian atau potensi sumber daya alam tetap ada, diperlukan cara-cara
antara lain sebagai berikut :
a) Inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam perlu ditingkatkan untuk lebih
mengetahui pemanfaatan sumber daya alam.
b) Dalam eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam perlu digunakan teknologi
yang sesuai den tepat, sehingga potensi sumber daya alam dapat dipertahankan.
c) Dalam pelaksanaan pembangunan perlu selalu diadakan penilaian yang seksama
atas pengaruhnya bagi lingkungan hidup.
d) Rehabilitasi sumber daya alam dilakukan melalui pendekatan terpadu.
e) Pendayagunaan sumber daya alam daerah pantai, wilayah laut dan udara perlu
ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
Setiap kegiatan pembangunan selalu menghasilkan produk
sampingan terhadap lingkungan, yaitu pencemaran industri sebagai bagian dari
mesin pembangunan membuang limbah ke lingkungan. Proses tersebut tidak dapat
dihindari dan besar kecilnya tergantung pada sifat barang yang diproduksi.
Meskipun pencemaran selalu terjadi, akan tetapi dapat dikurangi hingga
sekecil-kecilnya.
Jumlah limbah hasil produksi dapat dikurangi dengan melakukan proses
efisiensi pada proses produksi. Efisiensi dapat menurunkan materi yang terbuang
(limbah) dan mengurangi jumlah bahan baku produksi. Akibatnya daya saing
perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan keuntungan perusahaan dan
bersamaan dengan hal itu dampak terhadap lingkungan (oleh limbah) juga menurun.
Proses efisiensi produk menghasilkan dua hal, yaitu meningkatkan keuntungan
dan menurunkan dampak terhadap lingkungan. Manajemen bisnis yang memadukan
efisiensi ekonomi dan efisiensi lingkungan disebut ekoefisiensi. Teknologi
efisien mencegah jumlah limbah berlebih, sehingga produksi menjadi lebih
bersih.
Beberapa contoh penerapan prinsip ekoefisien sebagai berikut :
a) Pengolahan Limbah
·
Adanya peraturan pengelolaan limbah
pabrik sebelum dibuang ke alam. Dengan aturan tersebut, setiap industri yang
menghasilkan limbah diharuskan mengolah limbah agar bersifat netral dan tidak
membahayakan terhadap lingkungan.
·
Pemilihan lokasi industri yang jauh dari
pemukiman penduduk.
b) Penebangan Hutan
·
Penebangan hutan dengan sistem tebang
pilih.
·
Pembibitan tanaman dilakukan sebelum
penebangan dan setelahnya dilakukan penanaman kembali/reboisasi.
c) Kegiatan Rumah Tangga
·
Pengelolaan keuangan rumah tangga dengan
rapi dan tertib.
·
Mencegah kebocoran pipa air, minyak dan
aliran listrik.
Pada awalnya, proses energi yang terdapat di alam berjalan seimbang karena
alam berperan sebagai penyeimbang. Apabila ada populasi tertentu yang
berkembang sangat cepat, populasi tersebut akan terkena wabah dan kembali pada
kondisi semula setiap proses energi tidak ada yang sempurna sehingga selalu
menghasilkan limbah (entropi). Oleh karena itu, setiap ada peningkatan kegiatan
limbah yang akan terjadi peningkatan limbah yang dikeluarkan dan dilepas ke
alam. Hal tersebut memunculkan pandangan tentang pengelolaan dan pemanfaatan
SDA berdasarkan prinsip ekoefisiensi.
Hal yang paling pokok dalam pengelolaan dan pemanfaatan atau sumber daya
alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi adalah sebagai berikut :
1. Menghemat sumber daya alam yang digunakan
2. Menggunakan semua sumber daya alam yang dihasilkan dalam proses energi /
industri.
3. Proses penambangan sumber daya alam tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
4. Sumber daya alam yang ditambang dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama.
5. Proses penggunaan sumber daya alam tidak menimbulkan entropi atau limbah.
“Sekian dan
Semoga Bermanfaat”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar