Kamis, 05 Februari 2015

Prinsip Ekoefisiensi

Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal dasar, sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang tidak merusak. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara ekoefisiensi.
     Ekoefisien berasal dari kata “ekosistem” dan “efisien” artinya pengelolaan sumber daya alam yang tidak merusak atau mengganggu keseimbangan ekosistem dilakukan secara efisien serta mempertimbangkan kelestarian sumber daya alam tersebut.
     Kehidupan manusia secara individu, bahkan sampai tingkat pembangunan di suatu daerah atau yang lebih tinggi, di tingkat negara misalnya, hampir selalu didasarkan pada pemanfaatan sumber daya alam. Namun seringkali pengelolaan sumber daya alam pada tingkat eksploitasi yang tidak ramah terhadap lingkungan (ekologi). Bahkan demi kelangsungan proses pembangunan ekonom. Dalam konteks efisiensi diperlukan adanya perencanaan pembangunan, pengelolaan dan penyelamatan sumber daya alam yang dilakukan dengan cermat.
     Perhitungan hubungan-hubungan ekologis perlu dilakukan untuk mengurangi akibat-akibat yang merugikan, baik bagi kelangsungan pembangunan maupun kelangsungan ekosistem. Itulah gambaran prinsip efisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam. Sebelum menerapkan bagaimana ekoefisiensi yang tepat, diperlukan pemahaman mengenai jenis, kondisi dan nilai setiap sumber daya alam.
      Bagaimanapun sumber daya alam mempunyai karakteristik khusus terutama dalam hubungannya dengan ekosistem dan pembangunan. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui harus diusahakan keseimbangannya dengan pengelolaan berbasis prinsip ekoefisiensi.
      Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber daya alam berdasarkan pemilihan pemilihan tersebut dilaksanakan atas dasar :
1.      Efisiensi dan efektifitas penggunaan yang optimal dalam batas-batas kelestarian sumber daya alam.
2.      Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem.
3.      Memberikan kemungkinan untuk mempunyai pilihan penggunaan di masa depan, sehingga perombakan ekosistem tidak dilakukan secara drastis.

Dikarenakan Indonesia masih merupakan negara berkembang, Indonesia masih mengalami berbagai macam hambatan-hambatan dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia yang masih kurang. Berikut ini hambatan-hambatan umum yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yaitu :
1.      Kurangnya tenaga ahli dalam bidang sumber daya alam.
2.      Mahalnya sarana prasarana untuk pengelolaan sumber daya alam.
3.      Kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan.
4.      Transportasi ke daerah sumber daya alam tersebut mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan.
5.      Sumber daya manusia yang belum memenuhi klasifikasi.

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi terbagi dalam beberapa hal yaitu :

1.      Kebutuhan manusia dan kualitas lingkungan.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia tidak lepas dari keterkaitan dengan lingkungan dan sumber daya yang terkandung di dalamnya. Manusia secara umum ingin memenuhi kebutuhan, bahkan sampai pada tingkat pemenuhan kebutuhan yang paling tinggi. Hal ini didukung oleh daya dukung lingkungan yang memadai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup yaitu :
a)      Jenis dan jumlah unsur lingkungan hidup.
b)      Interaksi antar unsur lingkungan hidup
c)      Pola perilaku dari kondisi lingkungan hidup
d)      Faktor nonformal, misalnya suhu, iklim dan cuaca.

Berbagai kekayaan sumber daya alam yang terdapat di Indonesia mendorong masyarakatnya untuk dapat menggunakan sebanyak-banyaknya. Hal ini sangatlah wajar karena manusia selalu merasa tidak cukup atas kebutuhan hidupnya, sehingga manusia melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam tersebut. Agar kelestarian atau potensi sumber daya alam tetap ada, diperlukan cara-cara antara lain sebagai berikut :
a)      Inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam perlu ditingkatkan untuk lebih mengetahui pemanfaatan sumber daya alam.
b)      Dalam eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam perlu digunakan teknologi yang sesuai den tepat, sehingga potensi sumber daya alam dapat dipertahankan.
c)      Dalam pelaksanaan pembangunan perlu selalu diadakan penilaian yang seksama atas pengaruhnya bagi lingkungan hidup.
d)      Rehabilitasi sumber daya alam dilakukan melalui pendekatan terpadu.
e)      Pendayagunaan sumber daya alam daerah pantai, wilayah laut dan udara perlu ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.

Setiap kegiatan pembangunan selalu menghasilkan produk   sampingan terhadap lingkungan, yaitu pencemaran industri sebagai bagian dari mesin pembangunan membuang limbah ke lingkungan. Proses tersebut tidak dapat dihindari dan besar kecilnya tergantung pada sifat barang yang diproduksi. Meskipun pencemaran selalu terjadi, akan tetapi dapat dikurangi hingga sekecil-kecilnya.
Jumlah limbah hasil produksi dapat dikurangi dengan melakukan proses efisiensi pada proses produksi. Efisiensi dapat menurunkan materi yang terbuang (limbah) dan mengurangi jumlah bahan baku produksi. Akibatnya daya saing perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan keuntungan perusahaan dan bersamaan dengan hal itu dampak terhadap lingkungan (oleh limbah) juga menurun.
Proses efisiensi produk menghasilkan dua hal, yaitu meningkatkan keuntungan dan menurunkan dampak terhadap lingkungan. Manajemen bisnis yang memadukan efisiensi ekonomi dan efisiensi lingkungan disebut ekoefisiensi. Teknologi efisien mencegah jumlah limbah berlebih, sehingga produksi menjadi lebih bersih.

Beberapa contoh penerapan prinsip ekoefisien sebagai berikut :
a)      Pengolahan Limbah 
·         Adanya peraturan pengelolaan limbah pabrik sebelum dibuang ke alam. Dengan aturan tersebut, setiap industri yang menghasilkan limbah diharuskan mengolah limbah agar bersifat netral dan tidak membahayakan terhadap lingkungan.
·         Pemilihan lokasi industri yang jauh dari pemukiman penduduk.

b)      Penebangan Hutan
·         Penebangan hutan dengan sistem tebang pilih.
·         Pembibitan tanaman dilakukan sebelum penebangan dan setelahnya dilakukan penanaman kembali/reboisasi.
c)      Kegiatan Rumah Tangga
·         Pengelolaan keuangan rumah tangga dengan rapi dan tertib.
·         Mencegah kebocoran pipa air, minyak dan aliran listrik.

Pada awalnya, proses energi yang terdapat di alam berjalan seimbang karena alam berperan sebagai penyeimbang. Apabila ada populasi tertentu yang berkembang sangat cepat, populasi tersebut akan terkena wabah dan kembali pada kondisi semula setiap proses energi tidak ada yang sempurna sehingga selalu menghasilkan limbah (entropi). Oleh karena itu, setiap ada peningkatan kegiatan limbah yang akan terjadi peningkatan limbah yang dikeluarkan dan dilepas ke alam. Hal tersebut memunculkan pandangan tentang pengelolaan dan pemanfaatan SDA berdasarkan prinsip ekoefisiensi.
Hal yang paling pokok dalam pengelolaan dan pemanfaatan atau sumber daya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi adalah sebagai berikut :
1.      Menghemat sumber daya alam yang digunakan
2.      Menggunakan semua sumber daya alam yang dihasilkan dalam proses energi / industri.
3.      Proses penambangan sumber daya alam tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
4.      Sumber daya alam yang ditambang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
5.      Proses penggunaan sumber daya alam tidak menimbulkan entropi atau limbah.


“Sekian dan Semoga Bermanfaat”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar