Agama dan filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental
dalam sejarah dan kehidupan manusia. Agama memang tidak mudah untuk di
defenisikan karena agama mengambil bentuk yang bermacam-macam, namun semua orang
berkesimpulan bahwa agama adalah segala yang menunjukkan pada kesucian ataupun
rasa suci.
Orang-orang yang mengetahui secara mendalam tentang sejarah
agama dan filsafat niscaya memahami secara benar bahwa pembahasan ini sama
sekali tidak membicarakan pertentangan antara keduanya dan juga tidak seorang
pun mengingkari peran sentral keduanya. Sebenarnya yang menjadi tema dan inti
perbedaan pandangan dan terus menyibukkan para pemikir tentangnya sepanjang
abad adalah bentuk hubungan keharmonisan dan kesesuaian dua mainstream disiplin
ini.
Sebagian pemikir yang berwawasan dangkal berpandangan bahwa
antara agama dan filsafat terdapat perbedaan yang ekstrim, dan lebih jauh,
dipandang bahwa persoalan-persoalan agama agar tidak "ternodai" dan
"tercemari" mesti dipisahkan dari pembahasan dan pengkajian filsafat.
Tetapi, usaha pemisahan ini kelihatannya tidak membuahkan hasil, karena
filsafat berhubungan erat dengan hakikat dan tujuan akhir kehidupan, dengan
filsafat manusia dapat mengartikan dan menghayati nilai-penting kehidupan, kebahagian,
dan kesempurnaan hakiki.
Di samping itu, masih banyak tema-tema mendasar berkisar tentang
hukum-hukum eksistensi di alam yang masih membutuhkan pengkajian dan analisa
yang mendalam, dan semua ini yang hanya dapat dilakukan dengan pendekatan
filsafat.
Jika agama membincangkan
tentang eksistensi-eksistensi di alam dan tujuan akhir perjalanan segala
maujud, lantas bagaimana mungkin agama bertentangan dengan filsafat. Bahkan
agama dapat menyodorkan asumsi-asumsi penting sebagai subyek penelitian dan
pengkajian filsafat.
Pertimbangan-pertimbangan filsafat berkaitan dengan
keyakinan-keyakinan dan tradisi-tradisi agama hanya akan sesuai dan sejalan
apabila seorang penganut agama senantiasa menuntut dirinya untuk berusaha
memahami dan menghayati secara rasional seluruh ajaran, doktrin, keimanan dan
kepercayaan agamanya.
Dengan
demikian, filsafat tidak lagi dipandang sebagai musuh agama dan salah satu
faktor perusak keimanan, bahkan sebagai alat dan perantara yang bermanfaat
untuk meluaskan pengetahuan dan makrifat tentang makna terdalam dan
rahasia-rahasia doktrin suci agama, dengan ini niscaya menambah kualitas
pengahayatan dan apresiasi kita terhadap kebenaran ajaran agama.
Sebagai
manusia sudah seharusnya kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah membekali
kita akal. Karena akal kita mampu bernalar sehingga kita menjadi mahluk
berbudaya yang lebih mulia dibandingkan mahluk lainnya. Salah satu bentuk
syukur kita terhadap anugerah besar tersebut adalah menggunakan segala potensi
yang dimiliki oleh akal tersebut. Penggunaan akal dapat dilakukan melalui
pembelajaran filsafat. Karena dengan filsafat tersebut kita sebagai manusia
mampu berfikir, bernalar dan memahami diri serta lingkungannya, dan berefleksi
tentang bagaimana kita sebagai seorang manusia memandang dunia dan menata
kehidupan.
Walaupun Agama dan
Filsafat berbeda tapi diantara keduanya tidak ada pertentangan melainkan adanya
keterkaitan yang saling mendukung satu sama lain. Agama menganggap Filsafat
penting karena Filsafat dapat membantu dalam menjelaskan isi dalam kandungan Al
– Qur’an dengan keterangan-keterangan yang dapat diterima oleh akal manusia.
Filsafat pun menjadikan Agama sebagai objek penelitiannya.
Tampak jelas dari uraian tersebut bahwa Islam
tidak mencegah orang untuk mempelajari ilmu filsafat, bahkan menganjurkan orang
berfilsafat., berpikir menurut logika untuk memperkuat kebenaran yang dibawa
oleh Al Qur’an dengan dalil akal dan pembawaan rasional. Aspek pemikiran dalam
Islam terutanma masalah keimanan, aqidah, ketuhanan, menunjukan pembahasan yang
cukup lama telah dimulai semasa nabi masih hidup, yang kemudian menjadi sebab
pokok dari ilmu-ilmu yang berbeda-beda, dan tasawuf. Oleh karena itu sebaiknya
dalam menghadapi segala masalah yang menimpa kita gunakanlah akal yang kita
miliki untuk memikirkan cara yang tepat agar masalah-masalah tersebut tuntas
dan membuat hidup kita damai dan tentram.
“Sekian dan Semoga Bermanfaat”
Referensi : https://sites.google.com/site/afrizalmansur/filsafat-agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar