Selasa, 27 Januari 2015

Pemecahan Masalah Melalui Filsafat

Pemecahan mesalah melalui filsafat berarti masalah tersebut diselesaikan menggunakan akal pikiran (berpikir). Dalam filsafat pemecahan masalah tersebut bukanlah dengan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Dalam filsafat berpikir haruslah sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai pada konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu tidak separuh-separuh, tidak berhenti di jalan, tetapi terus sampai ke ujungnya. Berpikir secara logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab.
Ajaran islampun memiliki pendapat yang sama. Dalam ajaran islam akal adalah potensi luar biasa yang dianugrahkan Allah kepada manusia, karena dengan adanya akal manusia memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal. Dengan akalnya manusia dapat membedakan mana yang benar dan mana yanag salah, mana yang baik dan mana yang buruk, man ayang menyelamatkan mana yang menyesatkan, mengetahui rahasia hidup dan kehidupan serta seterusnya.
Oleh karena itu, tepat sekali jika agama dan ajaran memberikan tempat yang tinggi kepada akal, karena akal dapat digunakan untuk memehami agama dan ajaran islam sebaik-baiknya dan seluas-luasnya. Banyak ayat Al-quran yang memerintahkan manusia menggunakan akalnya untuk berfikir. Memikirkan alam semesta, memikirkan diri sendiri, memikirkan lembaga-lembaga sosial, dan sebagainya, dengan tujuan agar perjalanan hidup di dunia dapat ditempuh sebenar-benarnya, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai mahluk ciptaan Allah yang akan kembali kepada-nya serta memetik hasil tanaman amal perbuatan sendiri di dunia.
Beberapa ayat Al-quran yang memerintahkan manusia berfikir tentang alam, diri sendiri, ummat terdahulu :


 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Q. S. Al Imran ayat 190)

Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (Q. S. Ar Rum ayat 8)

 

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka.  Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah. (Q. S. Al Mu’min ayat 21 )

“Sekian dan Semoga Bermanfaat”


Referensi : http://free-makalah.blogspot.com/2010/07/hubungan-filsafat-dan-agama.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar